Di
zaman modern sepertisekarangini, lingkungan mempunyai artidalam persfektif yang
sangatluas.Dimana lingkungan adalah tempat saling mengenal satu sama lain, beradaptasi,
bahkan menjalin tali silaturahmi. Ajaran itulah yang di bawa oleh pelopor kita, Rasullah
SAW. Bahwa setiap manusia pada hakikatnya adalah bersaudara.Bahkan,
dalam islampun setiap muslim dilarang untuk menyakiti tetangganya. Di
sisilain lingkunganpun berperan sebagai proses terbentuknya kehidupan yang
kekeluargaan serta kesederhanaan yang harmonis.
Sehubungan dengan hal tersebut.
Kita bisa memahami bahwa lingkungan berperan penting dalam proses kehidupan.
Saya jadi teringat, jika hari raya tiba, orang
tua saya selalu saling berbagi sandang ataupun pangan kepada saudara,
tetangga maupun lingkungan sekitar.Setidaknya kami berbagi walaupun pemberian kami
sederhana.taklebih.Iyah, sederhana saja, sederhana adalah kehidupan dimana kita saling berbagi,
memberi dan menolong.Kesederhanaanlah yang
menciptakan keindahan dalam hidup.Karena hidup bermakna ketika kita berbagi.
Kesederhanaan bukan hal
yang jauh dari kemewahan ataupun materi-materi yang bernilai.Tidak juga hal yang
terlalu mempersoalkan ketidakcukupan dan keterbatasan.Kesederhanaan bukanlah hal yang
rumit, yang semestinya takperlu di persoalkan.Bukankan kehidupan itu sederhana
?bekerja keras, namun selalu merasa cukup, mencintai berbuat baik dan berbagi,
senantiasa bersyukur dan berterimakasih,
maka sejatinya kita telah menggenggam makna kebahagiaan hidupini.
Jika kita dapat memahaminya maka akan bermekaranlah persaudaraan yang indah. dan persaudaaraan dan keluarga
yang indah itupun tumbuh, sejatinya hanya soal waktu, masa masa yang
terjanjikan itu akan tiba pada waktunya, generasi terbaik yang akan mengisi dunia.
Amat sederhana bukan? Mudah saja, jika kita saling berbagi dalam kesederhanaan
Lihat saja saya,(mungkinlebihpantasdengan
kami). Tiga tahun lalu, saya bermukim di suatu lingkungan yang
masih hangat dengan nuansa persaudaraan yang kian terasa haru.Pondokpesantren, iyah, lingkungan dimana tempat saya memaknai hidup dengan sederhana.Beker jakeras,bahkan sering kami mengantri hanya untuk mendapatkan sepiring nasi
yang nantinya di makan bersama.Namun saya selalu merasa cukup, walau terpaksa.Sempat saya katakan
miris, betapa tidak ?pancaran wajah gelandangan yang
kelaparanpun seakan menempel dalam raga. Setidaknya saya tetap menikmati itu bersama,
sehingga keindahanpun selalu mewarnai perjalanan masa depan kami nanti. Bukankah suatu hari nanti, semua ini akan menjadi sebuah kisah klasik untuk masadepan?
Lihat sajananti.Saya berani bertaruh.
Cerita diatas,
tak luput dari kesederhanaan dalam berbagi, Berbagi merupakan topik yang
tidak habis-habisnya di renungkan.Berbagi bukanlah merupakan bungkus yang
tampak dari luar saja melainkan sesuatu yang berasal dari hati.Kebersamaan,
kekompakakan, ukhuwa hislamiyah ,bahkan kebahagiaan yang hanya bisa di
rasakan oleh individual. Kebahagiaan itu berterbangan ditiup angin,
kebahagiaan tidak menetap dalam kegundahan. Tapi bukankah tetap ada duka dalam setiap kebersamaan? Iyah,
setidaknya bukan kegundahan yang dirasakan.Tapi kesatuan hati yang
tetap utuh dalam suka dan duka.Hidup bahagia saat saling bersaudara,
menyayangi dan mencintai. Seperti itulah kehidupan, ibarat ruang kelas di
sekolah saya, dan cinta adalah guru terbaik. Bukankah semua itu terlihat begitu sederhana? Hanya perlu menjalaninya dengan sepenuh hati dan ikhlas. Karena kesederhanaan,
kebersamaan dan persaudaraan adalah tombak kehidupan.